Lajukan motor dengan kecepatan 30 - 40 km/jam saja, lalu cepat-cepat tarik rem secara total namun hati-hati, majukan badan sedikit ke arah tangki yang diikuti dengan kaki dilipat ke depan. Tekan stang dengan kedua tangan untuk membantu motor agar naik.Ketika motor akan naik, badan jangan sampai ikutan condong ke depan dan usahakan tegak ke belakang. Nah, begitu posisi roda belakang sudah terangkat, semuanya tinggal mengandalkan kekuatan tangan untuk menjaga keseimbangan. Itulah gerakan Stopie, salah satu dari tiga gerakan dasar dalam Freestyle, yakni stopie, wheelie (menaikkan roda depan sambil melajukan motor dengan kecepatan tertentu), dan Burnout (posisi memutar roda belakang membentuk sebuah lingkaran dan menghasilkan asap akibat gesekan antara roda dan aspal)
Anak muda hampir diseluruh dunia kini sedang gandrung-gandrungnya dengan Freestyle, salah satu olah raga motor ekstrem nan atraktif dengan polah tingkah yang mengundang decak kagum siapa pun yang melihatnya. Di Indonesia pun tak kalah pamor, fenomena motor edan ini sudah menggilai remaja-muda kita, bahkan sampai di pelosok desa. Motor hancur atau kaki patah dan luka-luka disekujur tubuh, itu adalah hal yang biasa. Sama sekali tak menyurutkan niat freestylers atau gaya bebas aksi motor itu beraksi di jalanan. Itu semua adalah risiko yang justru membuat freestyle menjadi lebih menarik dan menantang.
Dimas, adalah salah satu penikmat free style. Pemuda tanggung asal bekasi ini hobi banget dengan olah raga yang berhubungan dengan motor. Baginya freestyle adalah satu seni yang layak dinikmati. Tak hanya membutuhkan ketepatan dan kecermatan, tapi juga skill yang mantab dan dibangun tidak dengan waktu yang pendek. Karena itu, Dimas betul-betul salut dengan para freestylers, khususnya freestylers Indonesia. Jemaat gereja Tiberias Indonesia (GTI) jemaat bekasi Cyber Park ini berharap agar para freestylers Indonesia terus Berjaya, bahkan menemukan gaya-gaya freestyel baru yang lebih atraktif, artistic dan tentunya menantanga adrenalin, tak hanya mereka yang sedang melakukan atraksi, tapi juga membuat jantung penontonnya naik turun tak keruan.
Tak jelas siapa yang pertama mencipta olah-raga ini. Yang jelas pada tahun 2001, X-treme Sport Bike Association (XSBA) AS, secara perdana mengadakan Freestyle Sport Bike Competitions di Pocono Cycle Festival in Long Pond Pennsylvania. Kompetisi tak kurang dari 20 freestylers Amerika paling top saat ini ikut dalam kejuaraan tersebut. Kejuaraanmeperebutkan piala “King of Pocono” itu sungguh sangat meriah. Berbagai gerak dan gaya diunjukkan kehadapan juri dan penonton, hingga sampai pada keputusan terakhir menetapkan Pauly Sherer dari “Las Vegas Extremes” sebagai pemenangnya. Dengan demikian, dialah pemenang XSBA Freestyle pertama.
Selanjutnya di tahun 2002, berlangsung 4 seri kejuaraan yang menghasilkan predikat juara umum di akhir tahun. Kejuaraan berlangsung di Summit Point (West Virginia), Road America (Elkhart Lake Wisconsin), Pocono Cycle Festival (Pennsylvania), dan terakhir di Portland Int’l Raceway’s Rose City Cycle Festival (Portland Oregon). Sejak tahun 2002 itulah perhatian publik dan media sangat besar terhadap even-even extreembike dan freestyle ini. Bahkan sudah mulai menarik penonton layaknya kejuaraan motokros dan balap roadrace. Sport Bike Freestyle semakin merasuk kedalam industri motor sport secara lebih tajam dan industri hiburan pada umumnya.
Freestyle tak sekadar memenuhi tuntutan sebagai salah satu olahraga ekstrim, tapi juga telah memenuhi unsure entertainment yang menjadi salah satu pilihan hiburan alternative untuk dinikmati. Sebut saja Dudi, Pemuda plontos asal kota “Paris Van Java” (Bandung) ini mengaku lebih tertarik menyaksikan atraksi freestyle dijalan-jalan kota asalnya, ketimbang harus mahal-mahal ke sirkuit untuk menyaksikan freestyle atau balapan motor secara resmi. Bagi Dudi menyaksikan freestyle dijalanan nan terbuka memiliki keasikan tersendiri. Selain melihat bagaimana freestylers sedang beratraksi, tapi juga keliaran dan ketepatan dalam disiplin yang mantap dari freestylers. Itulah seninya freestyle – liar, garang ekspresif dan eksplosif urai Dudi.
Kini Freestyle telah berevolusi dari aktifitas yang dianggap membahayakan menjadi satu aktifitas yang dipandang menghibur. Tak ayal banyak orang senang menikmati olah raga ini. Bahkan tak perlu jauh-jauh, keluar negeri untuk menikmati atraksi ini. Di pusat kota, daerah yang penuh keramaian anak muda, umumnya tak jauh dari alun-alun kota. Itulah orang muda, segala sesuatu mengandung unsure bahaya, kebebasan, tantangan penuh gejolak akan terus dicari-cari. Segala aktifitas yang dapat mengekspresikan unsure-unsur tadi pasti akan diminati.
Selasa, 16 Desember 2008
Freestyle motor, gerak liar nan artistik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar